Rabu, 19 November 2008
Titip Absen, Akar Kejahatan Akademik
Studenta | Jurnal Bogor
Titip absen yang membudaya di kalangan mahasiswa dapat dikategorikan sebagai akar dari tindak kejahatan akademik di Universitas. Tindak kejahatan tersebut berupa kebohongan, dan kecurangan mahasiswa dalam pengerjaan tugas. Demikian yang diungkapkan Nanik Retnowati M.Hum, kepala jurusan pendidikan bahasa Inggris Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) Bogor kepada Studenta Jurnal Bogor, kemarin.
Dikatakan Nanik, tidak ada toleransi bagi mahasiswa yang ketahuan titip absen. Bahkan, ia akan memberikan sanksi tidak lulus bagi mahasiswa pada mata kuliah yang dipegangnya. “Titip absen sudah menjadi budaya turun-temurun mahasiswa, jadi kalau tidak dibasmi tidak akan ada habisnya. Saya memberikan sanksi tegas bagi mahasiswa yang melakukannya,” tegasnya.
Selain pemberian sanksi yang tegas, lanjut Nanik, perlu adanya hubungan persuasif antara dosen dan mahasiswanya. Hubungan persuasif tersebut dapat dibentuk dengan cara pendekatan secara emosional antara mahasiswa dan dosen. Hal itu juga berperan untuk mengingatkan mahasiswa tentang dasar dan tujuan mahasiswa datang ke kampus.
“Sebenarnya, jika mahasiswa titip absen, yang rugi itu mahasiswanya, karena mereka yang mencari ilmu di perguruan tinggi. Sedangkan kami para dosen adalah tenaga pengajar yang siap sedia membagi ilmu dengan mahasiswa,” ungkapnya.. Maraknya titip absen yang dilakukan mahasiswa, membuat prihatin para dosen pengajar. Selain itu, mahasiswa juga membuat duka bagi keluarga dan orang-orang terdekatnya. “Titip absen sama saja berbohong pada keluarga, dosen, dan terutama diri sendiri,” lanjutnya.
Lebih lanjut Nanik mengatakan, titip absen yang dilakukan mahasiswa dapat diantisipasi dosen dengan cara mengabsensi mahasiswa secara oral dan memberi tugas mahasiswa pada tiap kali pertemuan. Selain itu, dosen tidak hanya berperan sebagai tenaga pengajar saja, tetapi juga sebagai teman yang mengerti dengan keadaan mahasiswanya.
Bagi Nanik, mahasiswa yang titip absen adalah para penjahat kampus, karena walau bagaimanapun juga mahasiswa yang titip absen tidak ingin rugi dengan nilai. Oleh karena itu, mereka lakukan berbagai cara untuk mendapatkan nilai dengan mudah. Apalagi kalau bukan dengan cara menyontek pekerjaan teman. “Tidak gampang untuk menumbuhkan kesadaran mahasiswa tentang makna kuliah. Untuk itu dituntut peran serta dosen sebagai orang terdekat mahasiswa dikampus,” jelasnya.
Jika dipandang dari sudut mahasiswa, menurutnya, titip absen bisa jadi hal lumrah karena mereka merasa mempunyai berbagai kepentingan lain di samping mengikuti kuliah. Untuk itu Nanik berharap agar para mahasiswa mampu membuat prioritas dan memanajemennya sebaik mungkin. “Menjadi mahasiswa akan sulit ketika mahasiswa tidak mampu memprioritaskan hidupnya,” tandasnya. n Kenis | Vabriandy
Titip absen yang membudaya di kalangan mahasiswa dapat dikategorikan sebagai akar dari tindak kejahatan akademik di Universitas. Tindak kejahatan tersebut berupa kebohongan, dan kecurangan mahasiswa dalam pengerjaan tugas. Demikian yang diungkapkan Nanik Retnowati M.Hum, kepala jurusan pendidikan bahasa Inggris Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) Bogor kepada Studenta Jurnal Bogor, kemarin.
Dikatakan Nanik, tidak ada toleransi bagi mahasiswa yang ketahuan titip absen. Bahkan, ia akan memberikan sanksi tidak lulus bagi mahasiswa pada mata kuliah yang dipegangnya. “Titip absen sudah menjadi budaya turun-temurun mahasiswa, jadi kalau tidak dibasmi tidak akan ada habisnya. Saya memberikan sanksi tegas bagi mahasiswa yang melakukannya,” tegasnya.
Selain pemberian sanksi yang tegas, lanjut Nanik, perlu adanya hubungan persuasif antara dosen dan mahasiswanya. Hubungan persuasif tersebut dapat dibentuk dengan cara pendekatan secara emosional antara mahasiswa dan dosen. Hal itu juga berperan untuk mengingatkan mahasiswa tentang dasar dan tujuan mahasiswa datang ke kampus.
“Sebenarnya, jika mahasiswa titip absen, yang rugi itu mahasiswanya, karena mereka yang mencari ilmu di perguruan tinggi. Sedangkan kami para dosen adalah tenaga pengajar yang siap sedia membagi ilmu dengan mahasiswa,” ungkapnya.. Maraknya titip absen yang dilakukan mahasiswa, membuat prihatin para dosen pengajar. Selain itu, mahasiswa juga membuat duka bagi keluarga dan orang-orang terdekatnya. “Titip absen sama saja berbohong pada keluarga, dosen, dan terutama diri sendiri,” lanjutnya.
Lebih lanjut Nanik mengatakan, titip absen yang dilakukan mahasiswa dapat diantisipasi dosen dengan cara mengabsensi mahasiswa secara oral dan memberi tugas mahasiswa pada tiap kali pertemuan. Selain itu, dosen tidak hanya berperan sebagai tenaga pengajar saja, tetapi juga sebagai teman yang mengerti dengan keadaan mahasiswanya.
Bagi Nanik, mahasiswa yang titip absen adalah para penjahat kampus, karena walau bagaimanapun juga mahasiswa yang titip absen tidak ingin rugi dengan nilai. Oleh karena itu, mereka lakukan berbagai cara untuk mendapatkan nilai dengan mudah. Apalagi kalau bukan dengan cara menyontek pekerjaan teman. “Tidak gampang untuk menumbuhkan kesadaran mahasiswa tentang makna kuliah. Untuk itu dituntut peran serta dosen sebagai orang terdekat mahasiswa dikampus,” jelasnya.
Jika dipandang dari sudut mahasiswa, menurutnya, titip absen bisa jadi hal lumrah karena mereka merasa mempunyai berbagai kepentingan lain di samping mengikuti kuliah. Untuk itu Nanik berharap agar para mahasiswa mampu membuat prioritas dan memanajemennya sebaik mungkin. “Menjadi mahasiswa akan sulit ketika mahasiswa tidak mampu memprioritaskan hidupnya,” tandasnya. n Kenis | Vabriandy
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar